Sidebar Menu

DATA

Data adalah bahan mentah yang perlu diolah untuk menghasilkan informasi baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta atau fenomena.

Sebelum data diolah, perlu diuji terlebih dulu validitas dan reliabilitasnya, baik dari segi konstrak teori, isi maupun empiriknya.

 

FUNGSI DATA

Untuk memberikan informasi tentang karakteristik atau perilaku suatu fenomena(populasi) yang kita kaji, baik diskrit maupun kontinyu, sehingga kita bisa mendapatkan gambaran ataupun bisa menarik kesimpulan dan membuat keputusan berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan diolah.

Jenis Data:

  • Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi:
    • Data Primer: Data yang diusahakan/didapat oleh peneliti
    • Data Sekunder: Data yang didapat dari orang/instansi lain
  • Berdasarkan Jenisnya:
    • Data Numerik (kuantitatif) → dinyatakan dalam besaran numeric (angka).
      • Misalnya : Data pendapatan per kapita, pengeluaran, harga, jarak, dll.
    • Data Kategorik (Kualitatif) → diklasifikasikan berdasarkan kategori/kelas tertentu
      • Misalnya : Kategori Mahasiswa Berprestasi dan Tidak Berprestasi,
      • Kategori kota kecil, sedang dan besar,
  • Berdasarkan tingkat Skala/Pengukuran berikut karakteristiknya:
    • Nominal : Tidak ada urutan, urutan tidak menunjukkan tingkatan (rangking). Tidak ada titik awal Tidak ada perbedaan
      • Misalnya : Apa warna favorit anda : 1. Ungu 2. Abu-abu 3. Coklat 4. Putih
    • Ordinal : Ada urutan. urutan menunjukkan tingkatan (rangking). Tidak ada titik awal Tidak ada perbedaan
      • Misalnya : Bagaimana prestasi belajar anda semester lalu? 1. Sangat Baik 2. Baik 3. Sedang-sedang saja 4. Buruk 5. Sangat Buruk Skala Nominal dan Ordinal digunakan berkaitan dengan data kategorik/kualitatif.
    • Interval: Ada Urutan Ada Perbedaan Tidak ada titik awal
      • Misalnya: Temperatur atau suhu : 0°C bukan berarti tidak mempunyai suhu. ; Tangga Nada; IQ
    • Rasio : Ada Urutan Ada Perbedaan Ada titik awal
      • Misalnya: Pendapatan (Rp. 135 245,23 per bulan): Pendapatan Rp. 0 berarti tidak ada (bandingkan dengan 0°C pada suhu)

Metode Pengumpulan Data Penelitian:

  • Observasi (pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau, perasa))
  • Wawancara
    • Wawancara terbagi menjadi:
      • Wawancara tidak terstruktur.
        • Merupakan langkah persiapan wawancara terstruktur.
        • Pertanyaan yang diajukan merupakan upaya menggali isu awal.
        • Sifat pertanyaan spontan
      • Wawancara terstruktur.
        • Pertanyaan sudah disiapkan, karena sudah dirancang data/informasi apa yang dibutuhkan.
    • Jenis Wawancara
      • Wawancara langsung (face to face).
      • Wawancara tidak langsung: misalnya dengan telepon atau internet (on-line)).
  • Kuesioner (Daftar Pertanyaan)
    • Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat/direkam.
    • Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui secara pasti data/informasi apa yang dibutuhkan dan bagaimana variabel yang menyatakan informasi yang dibutuhkan tersebut diukur
  • Pengukuran Fisik
  • Percobaan Laboratorium

PENCATATAN DATA

Untuk mencapai kelengkapan, ketelitian dan kejelasan data, pencatatan data harus dilengkapi dengan:

  • Nama pengumpul data
  • Tanggal dan waktu pengumpulan data
  • Lokasi pengumpulan data
  • Keterangan-keterangan tambahan data/istilah/responden

ANALISIS DATA

Analisis Data: merupakan upaya mencari dan menata data secara sistematis untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.

  • Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya.
  • Catatan dibedakan menjadi dua, yaitu yang deskriptif dan yang reflektif (Noeng Muhadjir.2000: 139).
    • Catatan deskriptif lebih menyajikan kejadian daripada ringkasan.
    • Catatan reflektif lebih mengetengahkan kerangka pikiran, ide dan perhatian dari peneliti. Lebih menampilkan komentar peneliti terhadap fenomena yang dihadapi.
  • Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusun dalam satuan-satuan dan kategorisasi dan langkah terakhir adalah menafsirkan dan atau memberikan makna terhadap data.

 

PENYAJIAN DATA

  • Penyajian data meliputi pengumpulan, pengorganisasian, peringkasan dan penyajian data (data collection, organization, summarization, presentation)
  • Penyajian Data deskriptif (deskriptif = memberi gambaran) dalam bentuk:
    • Tabel
    • Diagram Pie
    • Diagram Balok
    • Diagram Garis
    • Gambar-gambar lain

PEUBAH ATAU VARIABEL (VARIABLE)

Jenis-jenis Peubah.

  • Peubah Bebas atau Peubah Tetap adalah : sejumlah gejala atau faktor atau unsure yang menentukan atau mempemgaruhi ada atau munculnya gejala tau respons penelitian. Peubah ini pada pelaksanaan percobaan atau penelitian disebut perlakuan atau faktor.
  • Peubah Tak-bebas atau Peubah Terikat adalah : respons suatu penelitian atau percobaan yaitu sejumlah gejala atau respons yang muncul karena adanya peubah bebas. Misalnya perbedaan berat badan ayam Broliler akibat diberikan jenis pakan yang berbeda. Jadi : Peubah bebasnya Jenis Pakan dan Peuban terikatnya adalah berat badan.
  • Peubah Kontrol (Controle Variable) adalah : sejumlah gejala atau faktor atau unsure yang dengan sengaja dikendalikan, atau disamakan agar tidak mengganggu atau mempengaruhi peubah bebas atau pebah terikat. Dengan dikendalikan pengaruhnya berarti peubah ini tidak ikut menentukan ada tidaknya atau muncul tidaknya respon hasil penelitian. Jadi dapat diharapkan peubah terikat yang muncul adalah murni akibat dari peubah bebas atau perlakuan. Misalnya pada percobaan ayam Broiler dengan jenis pakan yang berbeda, maka strain ayam, jenis kelaminnya dan kandangnya harus sama, jadi strain, jenis kelamin dan kandang ayam disebut peubah Kontrol.
  • Peubah Sampingan atau Peubah Antara (Intervining Variable) adalah : sejumlah gejala yang didak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap terhadap peubah terikat atau respons hasil penelitian. Oleh karena peubah ini berpengaruh terhadap peubah bebas, maka akan menyebabkan peubah terikat yang muncul tidak murni akibat peubah bebas, sehingga perlu diketahui seberapa besar pengaruh peubah ini. Salah satu cara untuk memperhitungkan pengaruhnya adalah dengan melakukan pembelokan atau pengelompokan. Misalnya : bila kita ingan meneliti semua jenis kelamin ayam broiler kita harus mengelompokkan jantan dan betina, jadi Jenis kelamin bukan lagi merukan peubah Kontrol melainkan sudah dijadikan peubah Antara.
  • Peubah Galat atau Peubah Ektrane (Extranius Variable) adalah : sejumlah gejala yang didak dapat dikontrol dan tidak dapat pula diperhitungkan pengaruhnya ataupun dieleminir pengaruhnya terhadap peubah bebas dan atau peubah terikat, peubah ini mungkin bersumer dari kondisi sample dan mungkin pula berada diluar sample. Peubah ini akan muncul pada saat penelitian berlangsung, peubah ini akan mempengaruhi ketelitian penelitian. Adanya peubah ini dapat dilihat pada besarnya kuadarat tengan galat, makin besar kuadrat tengan galat berarti peubah ini makin besar pengaruhnya.

 

Rancangan Percobaan dibuat berkenaan dengan teknik-teknik dalam mengatasi dan mengendalikan keragaman/peubah-peubah yang mengganggu pengaruh sebenarnya dari perlakuan atau factor yang kita teliti atau tetapkan disebut Rancangan Lingkungan (Enviromental Design).

Agar pengaruh perlakuan itu terlihat dengan jelas maka keragaman respons yang ditimbulkan oleh keadaan bahan percobaan hendaknya jangan sampai mengaburkan atau mengacaukan penampilan pengaruh perlakuan tadi. Oleh karena itu, keragaman respons yang ditimbulkan oleh keadaan lingkungan dan keadaan bahan percobaan yang digunakan perlu diperhitungkan atau disingkirkan atau diawasi, sehingga hingarnya terhadap pengaruh perlakuan dapat ditekan sampai sekecil –kecilnya.

Peubah Kualitatif dan Kuantitatif

Sebagai suatu peubah bebas atau peubah terikat atau suatu faktor, dapat digolongkan sebagai faktor kualitatif dan faktor kuanditatif. Faktor kualitatif terdiri atas taraf-taraf berskala penilaian nominal atau taraf-traf yang sebenarnya dapat dipandang sebagai nilai-nilai tertentu peubag khusus yang berkepekatan kontinu, tetapi tidak memberikan suatu tataan bermakna. Sedangkan faktor kuanditatif berskala ukuran ordinal, interval atau rasional.

Faktor kuanditatif dengan taraf-taraf tertentu dapat dipandang sebagai nilai-nilai peubah berkepekatan kontinu, dinamakan sebagai faktor regresi, tidak setiap faktor berskala ordinal dimasukkan kedalam faktor kuanditatif, ada kalanya diperlakukan sebagai faktor kualitatif. Faktor jenis kelamin ternak yang terdiri dari jantan, betina dan kebirian adalah suatu factor kualitatif, sedangkan dosis pemberian obat dengan taraf-taraf 0, 5, 10 dan 15 ml merupakan faktor kuanditatif.

Jarak antara taraf terendah dengan taraf tertinggi suatu factor bergradien dari peubah bebas dinamakan rentang perhatian (range of interest). Meskipun dalam rentang tersebut hanya ditentukan t taraf efektif saja, peneliti berminat untuk mengkaji pengaruh factor tersebut dalam kotinum sebatas rentang perhatian yang telah ditentukan, dengan perkataan lain inferensi dimaksudkan untuk memungkinkan dipergunakan suatu intra polasi. Tetapi tidak untuk melakukan ekstra polasi. Karena ini sudah diluar rentang perhatian yang telah ditentukan dan sudah tidak menjamin keterandalan data hasil percobaan.

Jarak antara dua taraf beururutan dalam suatu tataan bermakna faktor bergradien dinamakan jarak antar taraf. Dalam suatu rancangan perlakuan, jarak-jarak antar taraf ini mungkin seragam atau mungkin tak seragam. Faktor dengan jarak-jarak antar taraf seragam dinamakan juga sebagai faktor dengan taraf -taraf berjarak sama, sedangkan yang tak seragam disebut berjarak tak sama.

Dosis pemberian obat mempunyai taraf berjarak sama, misalnya 0, 5, 10 dan 15 ml, sedangkan yang berjarak tak sama misalnya 0, 6, 8, 9 dan 10 ml.

Faktor kualitatif tidak mengenal konsep jarak antar taraf, sedangkan jarak antar taraf berurutan faktor yang berskala penilaian ordinal yang tak terukur tetap.

2.3. Skala Pengukuran Peubah Respons.

Kita mengenal 4 skala yang dapat digunakan untuk mengukur fakta sebagai sebagai sumber data adalah sebagai berikut :

1. Skala Nominal.

Skala nominal adalah pengukuran yang paling rendah tingkatannya, ini terjadi apabila bilangan atau lambang-lambang lain digunakan untuk mengklasifikasikan obyek, orang, hewan atau benda-benda lain. Apabila bilangan atau lambing-lambang yang lain digunakan untuk mengidentifikasikan kelompok dimana beberapa obyek dapat dimasukkan kedalamnya, maka bilangan atau lambing-lambang itu membentuk suatu skala nominal (klasifikasi).

Sebagai contoh, misalnya kita mengolongkan ternak dalam hgimpunan ternak besar, ternak kecil, ternak unggas dan aneka ternak. Demikian pula penggolongan ternak setelah diobati menjadi mati dan sembuh.

Dalam hal ini skala untuk pengukuran peubah jenis ternak terdiri dari 4 titik, sedangkan kesembuhan terdiri dari 2 titik. Titik skala dinamakan kelas atau katagori.

2. Skala Ordinal (Ranking).

Skala ordinal terjadi bila obyek yang ada dalam suatu katagori suatu skala tidak hanya berbeda dengan obyek-obyek itu, tetapi juga mempunyai hubungan satu dengan yang lain, Hubungan yang biasa kita jumpai diantaranya kelas-kelas adalah : lebih tinggi, lebih disenangi, lebih sering, lebih sulit, lebih dewasa dan sebagainya.

Pengukuran yang dilakukan dalam skala ordinal adalah obyek dibedakan menurut persamaannya dan menurut urutannya. Jadi dapat dibuat urutan atau ranking yang lengkap dan teratur diantara kelas-kelas. Sebagai contoh kejadian suatu penyakit pada ternak babi yaitu sering sekali, sering, kadang-kadang dan tidak pernah.

3. Skala Interval.

Pengukuran dalam skala interval lebih kuat daripada skala ordinal, sebab pengukuran dicapai disamping berdasarkan persamaan dan urutannya, juga diperhitungkan jarak (interval( antara dua kelas yang berbeda.

Skala interval mempunyai ciri dengan unit pengukuran yang sama dan kostan yang memberi suatu bilangan nyata untuk setiap pasangan obyek-obyek dalam himpunan berurutan. Dalam pengukuran semacam ini perbandingan antara interval sembarang adalah independent dengan unit pengukuran, dan skala interval mempunyai titik nol.

Sebagai contoh skala interval adalah suhu, misalnya pengukuran suhu dengan skala Celcius dan Fahrenheit, kedua pengukuran suhu ini mempunyai titik nol dan unit pengukuran yang berbeda, namun keduanya memberikan informasi yang sama. demikian juga persentase (0 – 100%). Semua skala ordinal yang mempunyai titik nol dan unit pengukuran sembarang, denga range lebih besar atau sama dengan 5 bisa dimasukkan kedalam skala interval.

4. Skala Rasional

Skala rasional suatu skala disampimg mempunyai sifat seperti skala interval, ditambah lagi sifat lain yaitu titik nolnya tertentu. Dalam skala rasional, perbandingan dua titik skala sembarang adalah independent dengan unut pengukuran. Contoh skala rasional adalah skala untuk pengukuran berat, panjang, isi (volume), termasuk juga banyaknya orang atau banyaknya ternak da sebagainya.