Sidebar Menu

Sebagai ekstensi dari Excel, SmartstatXL hadir untuk memudahkan analisis data percobaan, khususnya dalam menganalisis ragam Strip Plot atau Split Blok. Meskipun fokus utama pada rancangan seimbang (Balanced Design), SmartstatXL juga memberikan fleksibilitas dalam menganalisis berbagai model campuran di luar rancangan standar.

Daftar fitur khusus yang tersedia untuk percobaan Strip Plot/Split Blok di SmartstatXL meliputi:

  • Strip Plot/Split Blok: Merujuk pada percobaan di mana setiap satuan pengamatan diukur hanya sekali.
  • Strip Plot/Split Blok: Sub-Sampling: Diperuntukkan bagi pengamatan berulang kali dengan kemampuan untuk menarik anak contoh dari satu satuan pengamatan. Sebagai contoh, pada satu unit pengamatan (perlakuan 3Dok1, ulangan ke-1), terdapat 10 tanaman yang diukur.

Jika terdapat pengaruh perlakuan yang signifikan, SmartstatXL memungkinkan pelaksanaan uji lanjutan (Post Hoc) untuk membandingkan nilai rata-rata perlakuan. Diantaranya adalah: Tukey, Duncan, LSD, Bonferroni, Sidak, Scheffe, REGWQ, Scott-Knott, dan Dunnet.

Contoh Kasus

Data hasil gabah enam varietas padi, ditanam sebar langsung dengan tiga taraf nitrogen dalam rancangan Strip Plot (Petak Berjalur) dengan tiga ulangan. Data Hasil Gabah Padi (ton/ha) disajikan pada tabel berikut:

 

   

Ulangan

Varietas

Nitrogen

1

2

3

v1

n1

2.373

3.958

4.384

 

n2

4.076

6.431

4.889

 

n3

7.254

6.808

8.582

v2

n1

4.007

5.795

5.001

 

n2

5.630

7.334

7.177

 

n3

7.053

8.284

6.297

v3

n1

2.620

4.508

5.621

 

n2

4.676

6.672

7.019

 

n3

7.666

7.328

8.611

v4

n1

2.726

5.630

3.821

 

n2

4.838

7.007

4.816

 

n3

6.881

7.735

6.667

v5

n1

4.447

3.276

4.582

 

n2

5.549

5.340

6.011

 

n3

6.880

5.080

6.076

v6

n1

2.572

3.724

3.326

 

n2

3.896

2.822

4.425

 

n3

1.556

2.706

3.214

Dikutip dari:
Gomez, Kwanchai A. dan Gomez, Arturo A. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. [penerj.] Endang Sjamsuddin dan Justika S. Baharsjah. Edisi Kedua. Jakarta : UI-Press, 1995. ISBN: 979-456-139-8. hal. 114.

Langkah-langkah Analisis Ragam (Anova) dan Uji Lanjut (Post Hoc):

  1. Pastikan lembar kerja (Sheet) yang ingin dianalisis sudah aktif.
  2. Letakkan kursor pada Dataset. (Untuk informasi mengenai pembuatan Dataset, silakan rujuk ke panduan 'Persiapan Data').
  3. Jika sel aktif (Active Cell) tidak berada pada dataset, SmartstatXL akan otomatis mendeteksi dan menentukan dataset yang sesuai.
  4. Aktifkan Tab SmartstatXL
  5. Klik Menu Strip Plot.
    Menu Strip Plot
  6. SmartstatXL akan menampilkan kotak dialog untuk memastikan apakah Dataset sudah benar atau belum (biasanya alamat sel untuk Dataset sudah otomatis dipilih dengan benar).
  7. Setelah memastikan Dataset sudah benar, tekan Tombol Selanjutnya
  8. Selanjutnya akan muncul Kotak Dialog Anova – Strip Plot berikut:
    Kotak Dialog Anova – Strip Plot
  9. Ada tiga tahap dalam dialog ini. Pada tahap pertama, pilih Faktor dan setidaknya satu Respons yang ingin dianalisis.
  10. Ketika Anda memilih Faktor, SmartstatXL akan memberikan informasi tambahan mengenai jumlah level dan nama-nama level tersebut. Pada percobaan Strip Plot, Ulangan dimasukkan sebagai faktor.
  11. Detail dari Kotak dialog Anova TAHAP 1 dapat dilihat pada gambar berikut:
    Kotak dialog Anova TAHAP 1
  12. Setelah memastikan Dataset sudah benar, tekan Tombol Selanjutnya untuk masuk ke Kotak Dialog Anova Tahap-2
  13. Kotak dialog untuk tahap kedua akan muncul.
    Kotak dialog Anova TAHAP 2
  14. Sesuaikan pengaturan berdasarkan metode penelitian Anda. Pada contoh ini, Uji lanjut yang digunakan adalah Uji Tukey.
  15. Untuk mengatur output tambahan dan nilai default untuk output berikutnya, tekan tombol "Opsi Lanjutan…"
  16. Berikut tampilan Kotak Dialog Opsi Lanjutan:
  17. Setelah selesai mengatur, tutup kotak dialog "Opsi Lanjutan"
  18. Selanjutnya pada Kotak Dialog Anova Tahap 2, klik tombol Selanjutnya.
  19. Pada Kotak Dialog Anova Tahap 3, Anda akan diminta untuk menentukan tabel rata-rata, ID untuk setiap Faktor, dan pembulatan nilai rata-rata. Detailnya dapat dilihat pada gambar berikut:
    Kotak dialog Anova TAHAP 3
  20. Sebagai langkah akhir, klik "OK"

Hasil Analisis

Informasi Analisis

Dari informasi informasi analisis, terlihat bahwa analisis ragam (ANOVA) dilakukan pada data hasil gabah dari enam varietas padi, yang ditanam dengan tiga taraf nitrogen dan tiga ulangan. Rancangan percobaannya adalah Strip Plot, dan uji lanjut yang akan digunakan adalah Tukey (BNJ).

Berikut beberapa poin yang akan menjadi fokus dalam interpretasi dan pembahasan:

  1. Efek Ulangan: Dengan tiga ulangan, akan diidentifikasi sejauh mana variasi dalam ulangan mempengaruhi hasil gabah.
  2. Efek Varietas: Enam varietas padi akan dianalisis untuk mengetahui varietas mana yang memberikan hasil gabah terbaik.
  3. Efek Nitrogen: Tiga taraf nitrogen akan dianalisis untuk memahami bagaimana asupan nitrogen mempengaruhi hasil gabah pada masing-masing varietas.
  4. Interaksi antar Faktor: Selain efek tunggal dari masing-masing faktor, penting juga untuk melihat bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi satu sama lain dalam mempengaruhi hasil gabah.
  5. Uji Lanjut: Tukey (BNJ) akan digunakan untuk menentukan perbedaan yang signifikan antar kelompok sampel.

Analisis Ragam

Interpretasi Hasil Analisis Ragam

  1. Efek Ulangan (U)
    • F-Hitung: 3.090
    • Nilai-P: 0.090
    • F-0.05: 4.103
    • Kesimpulan: Tidak berbeda nyata (tn)
    • Efek ulangan pada hasil gabah tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (Nilai-P > 0.05). Ini mengindikasikan bahwa ulangan dalam eksperimen ini cukup konsisten dan tidak mempengaruhi hasil secara signifikan.
  2. Efek Varietas (V)
    • Ada perbedaan signifikan dalam hasil gabah antar varietas padi (Nilai-P < 0.01). Ini menunjukkan bahwa varietas padi mempengaruhi hasil gabah secara signifikan.
  3. Efek Nitrogen (N)
    • Asupan nitrogen juga menunjukkan efek yang sangat signifikan terhadap hasil gabah (Nilai-P < 0.01). Ini mengindikasikan bahwa kadar nitrogen berbeda mempengaruhi hasil gabah dari padi.
  4. Interaksi Varietas x Nitrogen (V x N)
    • Terdapat interaksi yang signifikan antara varietas dan nitrogen dalam mempengaruhi hasil gabah (Nilai-P < 0.01). Ini menunjukkan bahwa efek nitrogen pada hasil gabah berbeda-beda tergantung pada varietas padi yang digunakan.

Pembahasan

  1. Konsistensi Ulangan: Hasil menunjukkan bahwa ulangan dari eksperimen ini cukup konsisten, memvalidasi desain dan pelaksanaan eksperimen.
  2. Pentingnya Pemilihan Varietas: Memilih varietas yang tepat adalah krusial karena varietas berpengaruh signifikan terhadap hasil gabah. Penelitian lebih lanjut mungkin perlu dilakukan untuk memidentifikasi varietas mana yang paling efisien dalam kondisi tertentu.
  3. Pengaruh Nitrogen: Karena efek signifikan dari nitrogen, strategi pemberian pupuk nitrogen mungkin perlu dioptimalkan untuk memaksimalkan hasil gabah.
  4. Interaksi Varietas-Nitrogen: Interaksi antara varietas dan nitrogen berarti bahwa strategi penggunaan nitrogen harus disesuaikan dengan varietas padi yang digunakan.

Secara keseluruhan, pemilihan varietas dan kadar nitrogen yang tepat sangat penting dalam meningkatkan hasil gabah. Selanjutnya, akan berguna untuk melihat hasil dari uji lanjut Tukey (BNJ) untuk mengetahui perbedaan lebih detil antar faktor.

Uji Lanjut

Berdasarkan hasil analisis ragam yang telah dilakukan, ditemukan bahwa pengaruh mandiri dari varietas dan nitrogen terhadap hasil gabah adalah signifikan. Lebih jauh, interaksi antara varietas dan nitrogen juga menunjukkan signifikansi yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa efek kombinasi antara varietas dan kadar nitrogen tidak sederhana, tetapi mempengaruhi hasil gabah dalam cara yang lebih kompleks.

Karena interaksi antara varietas dan nitrogen signifikan, fokus selanjutnya akan berada pada pengaruh interaksi. Ini berarti bahwa bukan hanya memilih varietas atau kadar nitrogen yang tepat, tetapi juga penting untuk mempertimbangkan bagaimana kombinasi antara keduanya bisa mengoptimalisasi hasil gabah.

Analisis lebih lanjut akan dilakukan untuk mengidentifikasi kombinasi varietas dan kadar nitrogen yang paling efektif dalam meningkatkan hasil gabah. Ini akan memberikan informasi berharga bagi para petani dan peneliti dalam mengembangkan strategi budidaya padi yang lebih efisien dan efektif.

Pengaruh Mandiri Varietas

Uji lanjut (tabel dan grafik)

Pengaruh Mandiri NitrogenUji lanjut (tabel dan grafik)
Pengaruh interaksi Varietas dan Nitrogen

Terdapat dua format penyajian tabel rata-rata untuk pengaruh interaksi. Anda bisa memilih salah satu atau keduanya. Format Pertama dalam bentuk tabel satu arah, di mana taraf perlakuan dikombinasikan dan layoutnya seperti tabel pengaruh mandiri. Format Kedua, menguji pengaruh sederhana dan disajikan dalam format tabel dwi arah. Pilihan penyajian tampilan tabel rata-rata dan grafik bisa diatur melalui Opsi Lanjutan (lihat kembali langkah ke-15 dari Langkah-langkah Analisis Ragam).

Format Pertama: Pengaruh Varietas x Nitrogen

Format Kedua: Pengaruh sederhana Varietas x Nitrogen



Penjelasan tentang Dua Format Penyajian

  • Format Pertama: Dalam format ini, setiap kombinasi varietas dan nitrogen disajikan sebagai entitas tersendiri dengan nilai rata-rata dan interval kepercayaan (CI) masing-masing. Setiap kombinasi juga diberi label dengan huruf yang menunjukkan apakah perbedaannya signifikan atau tidak menurut Uji Lanjut Tukey (BNJ) pada taraf nyata 0.05.
  • Format Kedua: Format ini memberikan informasi yang lebih rinci tentang bagaimana setiap varietas berperilaku di bawah kondisi nitrogen yang berbeda, serta sebaliknya. Ini membandingkan antara dua varietas pada kadar nitrogen yang sama (huruf kecil) dan antara dua kadar nitrogen pada varietas yang sama (huruf kapital).

Interpretasi dan Pembahasan Format Kedua

Nilai Kritis

  • Antara 2 Varietas: Galat Baku = 0.5072, Tukey (BNJ) 0.05 = 2.4073
  • Antara 2 Nitrogen: Galat Baku = 0.3945, Tukey (BNJ) 0.05 = 1.5648

Nilai kritis ini digunakan sebagai batasan untuk menentukan apakah perbedaan antara rata-rata kelompok adalah signifikan atau tidak. Semakin besar nilai kritis, semakin besar pula perbedaan yang harus ada antara dua kelompok untuk dianggap signifikan.

Interpretasi Tabel

  • Varietas v1: Menunjukkan peningkatan hasil gabah yang signifikan dari nitrogen level 1 ke level 3 (dibaca vertikal, "a" ke "b").
  • Varietas v2: Tidak ada perbedaan signifikan antara nitrogen level 2 dan level 3, tetapi ada perbedaan signifikan dengan level 1 (dibaca vertikal, "a" ke "b").
  • Varietas v3: Menunjukkan peningkatan hasil gabah yang signifikan dari nitrogen level 1 ke level 3 (dibaca vertikal, "A" ke "C").
  • Nitrogen n1: Varietas v6 menunjukkan hasil gabah yang lebih rendah dan tidak berbeda signifikan dengan varietas lain (dibaca horizontal, semua "A").
  • Nitrogen n2: Varietas v1, v3, dan v2 menunjukkan hasil gabah yang lebih tinggi dan berbeda signifikan dengan varietas lain (dibaca horizontal, "A" ke "B").
  • Nitrogen n3: Varietas v3 menunjukkan hasil gabah tertinggi dan berbeda signifikan (dibaca horizontal, "A" ke "C").

Pembahasan

  • Variabilitas antar Varietas: Ada variasi yang signifikan dalam respons terhadap nitrogen di antara varietas yang berbeda, menunjukkan pentingnya pemilihan varietas dalam konteks manajemen nitrogen.
  • Pengaruh Nitrogen: Tingkat nitrogen memiliki efek yang berbeda pada setiap varietas, menegaskan pentingnya mempertimbangkan interaksi antara varietas dan nitrogen dalam strategi pengelolaan.
  • Signifikansi Statistik: Nilai kritis dari Tukey (BNJ) memberikan batasan yang jelas untuk menilai perbedaan yang signifikan, memvalidasi kebutuhan untuk mempertimbangkan interaksi antara varietas dan nitrogen dalam strategi budidaya padi.

Secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa baik varietas maupun tingkat nitrogen mempengaruhi hasil gabah secara signifikan, tetapi efek mereka sangat tergantung pada kondisi yang lain. Ini menegaskan pentingnya pendekatan yang lebih holistik dalam pengelolaan budidaya padi.

Pemeriksaan Asumsi Anova

Pendekatan Formal (Uji Statistik)

Uji Levene untuk Kehomogenan Ragam

Uji Levene digunakan untuk menguji kehomogenan ragam antar grup. Dalam kasus ini, Nilai-P sebesar 0.640, yang lebih besar dari 0.05, menunjukkan bahwa asumsi kehomogenan ragam terpenuhi. Dengan kata lain, ragam hasil gabah di seluruh grup dianggap homogen, dan ini memvalidasi penerapan analisis ragam (ANOVA) pada data ini.

Uji Kenormalan

Semua tes kenormalan menunjukkan Nilai-P yang lebih besar dari 0.05, yang menunjukkan bahwa data residual berdistribusi normal. Ini adalah asumsi penting lainnya yang harus dipenuhi untuk validitas analisis ragam.

Pembahasan

  • Kehomogenan Ragam: Kehomogenan ragam adalah penting untuk memastikan bahwa kesimpulan yang diambil dari analisis ragam adalah valid. Dalam kasus ini, Uji Levene memvalidasi kehomogenan ragam, memungkinkan untuk analisis lebih lanjut.
  • Kenormalan Data: Asumsi kenormalan adalah krusial karena banyak metode statistik, termasuk ANOVA, bergantung pada distribusi normal dari data atau residual. Dalam konteks ini, tes-tes kenormalan memvalidasi asumsi ini.
  • Keabsahan Analisis: Kedua asumsi ini adalah kunci untuk validitas analisis ragam. Memenuhi asumsi-asumsi ini meningkatkan kepercayaan pada hasil analisis ragam dan kesimpulan yang diambil darinya.

Secara keseluruhan, pemeriksaan asumsi memvalidasi keabsahan penerapan analisis ragam pada data ini, sehingga memperkuat integritas dan kepercayaan pada hasil analisis.

Pendekatan Visual (Plot Grafik)

Interpretasi dan Pembahasan Pemeriksaan Asumsi secara Grafis

1. Normal P-Plot dari Data Residual

Normal P-Plot biasanya digunakan untuk memeriksa apakah sebuah dataset berdistribusi normal. Dalam grafik ini, titik-titik data cenderung mengikuti garis diagonal, yang menunjukkan bahwa data residual mendekati distribusi normal. Hal ini mendukung hasil dari uji statistik kenormalan dan memvalidasi asumsi kenormalan dalam analisis ragam.

2. Histogram Data Residual

Histogram juga memberikan informasi mengenai distribusi data. Dari bentuk histogram, tampak bahwa data residual menyebar di sekitar nilai tengah dan membentuk pola yang mendekati bentuk lonceng, lagi-lagi menunjukkan distribusi yang mendekati normal.

3. Plot Residual vs. Predicted

Plot ini digunakan untuk menilai homoskedastisitas, yaitu kehomogenan dari varians residual sepanjang rentang nilai prediktor. Jika plot menunjukkan pola acak, maka asumsi homoskedastisitas dipenuhi. Dari plot ini, tidak ada pola tertentu yang menonjol, mengindikasikan kehomogenan dari varians residual, sehingga memenuhi asumsi ANOVA.

4. Standard Deviation vs. Mean

Grafik ini menunjukkan hubungan antara deviasi standar dan rata-rata dari setiap grup. Dalam konteks ANOVA, kita ingin melihat sejauh mana deviasi standar berubah seiring dengan perubahan mean. Dari grafik ini, tampak bahwa tidak ada pola khusus atau trend yang menunjukkan bahwa deviasi standar berubah secara signifikan seiring dengan perubahan mean, yang menegaskan asumsi kehomogenan ragam.

Kesimpulan

Semua grafik di atas mendukung keabsahan asumsi yang dibutuhkan untuk melakukan analisis ragam, yaitu kehomogenan ragam dan kenormalan dari data residual. Ini memperkuat kepercayaan pada hasil analisis ragam dan memvalidasi kesimpulan yang diambil dari analisis tersebut.

Transformasi BoxCox dan Analisis Residual

Interpretasi dan Pembahasan Hasil Analisis

Transformasi Box-Cox

  • Lambda: 1.056
  • Transformation: Tidak ada transformasi (No Transformation: Y1)

Metode Box-Cox digunakan untuk stabilkan varians dan membuat data lebih mendekati distribusi normal. Nilai lambda sebesar 1.056 dan keputusan untuk tidak melakukan transformasi menunjukkan bahwa data sudah cukup mendekati distribusi normal, sehingga tidak memerlukan transformasi.

Nilai Residual dan Pemeriksaan Data Pencilan

  • Ulangan, Varietas, Nitrogen: Ini adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam eksperimen.
  • Hasil Gabah: Ini adalah variabel respon yang diukur.
  • Predicted: Ini adalah nilai yang diharapkan atau prediksi dari model.
  • Residual: Ini adalah selisih antara observasi dan prediksi.
  • Leverage: Ini mengukur sejauh mana data point memiliki potensi untuk mempengaruhi estimasi model.
  • Studentized Residual dan Studentized Deleted Residual: Ini adalah residual yang telah dinormalisasi, yang digunakan untuk menilai keberadaan pencilan.
  • Cooks Distance dan DFITS: Ini adalah ukuran yang menilai pengaruh dari sebuah observasi terhadap model keseluruhan.
  • Diagnostic: Ini memberikan informasi tentang apakah sebuah data point adalah pencilan atau tidak.
  • Box Cox Data: Ini adalah nilai hasil transformasi Box-Cox.

Dalam tabel, terdapat satu observasi yang diidentifikasi sebagai pencilan (Outlier) dengan Cook's Distance yang tinggi dan Studentized Deleted Residual yang juga tinggi. Pencilan ini berpotensi mempengaruhi validitas model, dan mungkin memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

Pembahasan

  • Transformasi Box-Cox: Tidak adanya kebutuhan untuk transformasi data menunjukkan bahwa asumsi-asumsi ANOVA terpenuhi, yang memvalidasi hasil analisis.
  • Data Pencilan: Identifikasi pencilan dalam data adalah langkah penting untuk memastikan keakuratan model. Pencilan tersebut mungkin mewakili kejadian langka atau kesalahan pengukuran, dan perlu ditangani dengan hati-hati dalam analisis lebih lanjut.
  • Residual dan Diagnostik: Residual dan statistik diagnostik lainnya memberikan wawasan tentang kualitas model. Dalam kasus ini, keberadaan pencilan dan nilai leverage yang tinggi untuk beberapa observasi memerlukan perhatian lebih lanjut.

Secara keseluruhan, hasil analisis ini memvalidasi kebanyakan asumsi model dan menunjukkan kualitas model yang relatif baik, tetapi juga menunjukkan area yang mungkin memerlukan penyelidikan lebih lanjut, seperti keberadaan pencilan.